Pemanah pemula
dalam latihan panahan harus mengetahui dan mencoba cara memasang tali
yang benar pada busur. Cara memasang tali yang benar penting sekali,
yaitu agar bususr tidak patah dan nocking point berada pada posisi yang
benar. Ada dua cara memasang tali pada busur:
- Metode dorong tarik (push pull)
Metode
ini dipakai pada busur yang lurus dan melengkung. Tali dipasang secara
tepat di dalam notch dari sisi busur sebelah bawah yang dibiarkan
tenang. Tangan yang satu menarik bagian tengah bususr keluar, sedangkan
tangan yang lain mendorong untuk memaksa sisi busur kearah bawah.
Ketika lengkungan diperoleh, jari harus menyumbat ujung tali dalam
penakik busur atas (notch). Tali yang sudah dipasang harus diperiksa
yaitu dalam keadaan lurus dengan bususr.
Pemanah
harus hati-hati dalam menggunakan metode ini, karena jika saat
mendorong tidak hati-hati tangan bisa tergelincir, akibatnya bususr bisa
terbang ke depan dan dapat memukul wajah.
- Metode Tindak Langkah
Menempatkan
sayap bawah di depan salah satu kaki dan tali bususr berada diantara
kaki yang lain. Pemanah manarik sayap bagian atas maju di atas paha dan
masukkan tali sampai takik pada ujung sayap. Kelemahan metode ini
pemanah cenderung sering menarik sayap bagian atas kea rah badan menjadi
suatu garis lurus dengan tali bususr dan busur melengkung secara alami.
Teknik memanah bagi pemula pada dasarnya ada sembilan langkah, yaitu:
- Cara berdiri (stance)
Stance
adalah posisi kaki pada waktu berdiri di lantai atau tanah secara
seimbang dan tubuh tetap tegak di lantai atau tanah secara seimbang dan
tubuh tetap tegak. Cara berdiri ada 4 macam tapi hanya akan dibahas 2
macam yang biasa digunakan saja, yaitu:
- Sejajar (square stance)
1) Posisi kaki pemanah terbuka selebar bahu dan sejajar dengan garis tembak.
2) Pemahan pemula disarankan untuk mempergunakan cara ini 1 sampai 2 tahun, selanjutnya baru beralih ke terbuka (open stance)
3) Cara
berdiri sejajar mudah dilakukan untuk membuat garis lurus dengan
sasaran, namun dalam hal ini perlu diingat, yaitu pada waktu menarik dan
holding cenderung badan bergerak.
- Terbuka (open stance)
1) Posisi kaki pemanah membuat sudut 450 dengan garis tembak.
2) Pada saat menarik, posisi badan lebih stabil.
3) Posisi leher atau kepala akan lebih rileks dan pandangan pemanah lebih mudah untuk focus kedepan.
4) Cara berdiri seperti ini dianjurkan untuk pemanah lanjutan, katena pada tarikan penuh akan banyak space room pada bahu.
2. Memasang ekor panah (nocking)
Nocking
adalah memasukkan ekor panah ke nocking point pada tali dan menempatkan
gandar (shaft) pada sasaran panah (arrow rest). Pemasangan anak panah
yang benar yaitu bulu indeks menjauhi sisi jendela bususr, sedangkan
pemasangan yang salah akibatnya anak panah tidak bisa terbang kearah
target dengan baik atau kemungkinan besar jatuh sebelum sampai target.
3. Posisi Setengah Tarikan (set up)
Posisi
badan rileks dengan setengah tarikan. Pada saat posisi ini, pemanah
sangat penting untuk merasakan agar posisi badan tetap tegak (center).
Pemanah dalam menarik tali menggunakan tiga jari, yaitu: telunjuk diatas
ekor anak panah, jari tengah dan jari manis berada dibawah ekor anak
panah. Jarak antara jari telunjuk dan jari tengah kurang lebih satu
sentimeter. Pada waktu set up buat garis lurus antara bow arm dengan
draw arm.
4. Menarik Tali (drawing)
Teknik
dengan gerakan menarik tali sampai menyentuh bagian dagu, bibir, dan
hidung. Pemanah dalam menarik tali dengan irama yang sama, agar posisi
badan selalu seimbang. Kemudian pada waktu menarik jangan dibantu
dengan badan, tetapi gunakan otot-otot belakang bahu untuk menarik.
Posisi yang benar adalah tali yang mendekati dagu atau kepala, sebaiknya
jangan kepala pemanah yang mendekati tali.
5. Penjangkaran (anchoring)
Teknik
dengan gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu. Pada
waktu anchoring, pernafasan harus dikontrol dengan baik dan konsentrasi
tetap. Setelah anchoring, tekanan ke depan dari tarikan ke belakang
terus kontinyu jangan sampai kendur. Posisi anchoring ada 2, yaitu
penjangkaran tinggi dan penjangkaran rendah. Penjangkaran tinggi, yaitu
dengan ujung jari telunjuk di sudut mulut sehingga ujung jari/ ujung
tangan beryumpu sepanjang bagian bawah tulang pipi. Penempatan jari
depan di sudut mulutmembantu mengatur anak panah di bawah pandangan
mata. Penjangkaran rendah, jari depan bertumpu langsung di bawah tulang
rahang sehingga tali berada di garis tengah wajah. Tali menyentuh
hidung dan di tengah-tengah dagu.
6. Menahan sikap memanah (holding)
Pemanah
menahan sikap memanah beberapa saat sebelum anak panah dilepaskan.
Pada posisi holding, untuk tekanan ke depan dan tarikan ke belakang
tetap kontinyu. Pemanah dalam posisi holding, jangan dibantu badan
untuk menahan beban tarikan busur, tetapi yang dilakukan adalah
otot-otot lengan penahan bususr dan lengan penarik tali harus
berkontraksi, agar sikap memanah tidak berubah/ tetap merupakan satu
garis lurus.
7. Membidik (aiming)
Suatu
gerakan mengarahkan visisr pada titik sasaran dan pemanah dalam
memegang grip serileks mungkin. Bagi seorang pemanah pemula teknik
membidik sering berubah-ubah, hal ini disebabkan karena waktu membidik
kadang terlalu cepat dan kadang terlalu lama, sehingga perlu banyak
latihan agar ajeg.
8. Melepaskan anak panah (release)
Suatu
gerakan melepaskan tali bususr dengan cara tangan penarik tali bergerak
ke belakang menelusuri dagu dan leher pemanah. Pada waktu release
tekanan pada lengan kiri dan kanan jangan sampai berubah pada salah satu
bagian. Selain itu, jari penarik juga harus rileks, agar mendapatkan
release yang halus. Pemanah yang release nya halus maka setiap arak
panah dan kecepatannya sama, sehingga terbangnya anak panah menjadi
mulus.
9. Gerak Lanjut (follow through)
Pemanah
selama beberapa detik melakukan gerak lanjut dengan tetap memberikan
tekanan yang sama seperti release. Pandangan mata pemanah juga harus
tetap berkonsentrasi ke sasaran tidak beralih ke terbangnya anak panah.
Bususr diusahakan tetap diam sebelum anak panah memancap di target.
Tujuan dari gerak lanjut adalah untuk memudahkan pengontrolan gerak
memanah yang dilakukan.