Facebook Twitter RSS
banner

Latest News

Minggu, 14 Oktober 2012

Busur atau panah atau busur panah dikategorikan sebagai sebuah senjata yang digunakan untuk menembakkan anak panah, dibantu oleh kekuatan elastisitas dari panah itu sendiri. Biasanya senjata ini digunakan untuk berburu dan pada masa lalu sebagai salah satu peralatan perang. Selain itu panah juga digunakan sebagai alat utama dalam olahraga panahan.
Desain dari panah dipengaruhi oleh kebudayaan dan masa dimana alat itu dibuat. Desain panah yang paling umum yang digunakan oleh bangsa bangsa pada masa lampau adalah kayu (biasanya digunakan oleh Bangsa Inggris Kuno) dan kombinasi kayu-tulang (biasanya digunakan oleh Bangsa Asia Kuno). Pada masa sekarang, bahan untuk membuat panah yang mendominasi adalah plastik, karbon, material sintetik atau bahan campuran.
Orang yang menggunakan busur panah disebut sebagai pemanah.
  
Konstruksi
Secara umum busur terdiri atas limb yang melengkung, dengan tali busur terikat pada kedua ujungnya. Saat tali busur ditarik ke belakang, limb akan melengkung lebih dalam, mengubah energi gerak tarikan tali busur menjadi energi potensial pegas. Busur modern (recurve) mempunyai satu bagian lagi yaitu riser yang berfungsi sebagai pegangan dan tempat bersandar limb atau bagian-bagian lain seperti stabilizer dan visir. Panjang, ketebalan, bentuk dan jenis material penyusun limb memengaruhi energi potensial maksimum yang dapat disimpan - dinyatakan sebagai draw weight dan diukur dalam pound/kilogram. Selain itu ukuran tubuh (dalam hal ini panjang lengan) pemanah juga berperan menentukan seberapa besar energi yang dihasilkan dari sebuah draw. Oleh karena itu seorang pemanah harus memilih busur yang sesuai dengan tinggi tubuhnya untuk memperoleh hasil yang optimum.

 Recurve Bow
Recurve bow adalah perkembangan termutakhir dari busur. Ini adalah jenis busur yang paling umum digunakan di olahraga panahan saat ini. Desainnya terdiri dari tiga bagian utama, riser - pegangan dan tempat aksesori lain dipasang, dan sepasang limb yang merupakan sumber energi pegas busur. Ciri khas dari busur ini adalah bagian ujungnya yang melengkung ke depan (menjauhi pemanah) saat tidak ditarik atau dilepas talinya. Konstruksi seperti ini memungkinkan draw weight yang lebih besar untuk panjang yang sama. Sebagai kompensasinya, bahan penyusun limb memperoleh tegangan/regangan lebih besar daripada busur biasa (longbow).
Bagian-bagian recurve bow
  • Riser - pegangan dan tempat ditempelkannya limb dan aksesori lain.
    • Grip - bagian tempat memegang busur.
    • Arrow rest - tempat meletakkan anak panah, bisa terbuat dari bulu atau plastik.
    • Sight window - bantuan visual untuk membidik.
    • Stabilizer - mengatur keseimbangan busur sesuai keinginan pemanah dan menahan getaran saat menembak.
    • Sight - visir, untuk memperoleh bidikan yang lebih akurat.
  • Limb - menyimpan energi pegas busur. Pada busur yang lebih modern, limb dapat dengan mudah dibongkar pasang untuk ditukar, sementara busur produksi perajin lokal memberikan performa yang kurang bagus jika sering dibongkar pasang.
    • String groove - lekukan tempat tali busur dikaitkan.
    • Limb tip
  • String - mentransfer energi dari tangan pemanah ke limb atau dari limb ke anak panah. Terbuat dari material sintetis seperti Kevlar.
    • Center serving
    • Nock point - tempat anak panah diletakkan, biasanya ditandai dengan lilitan benang di atas serving.











Tehnik Awal Dalam Memanah


Pemanah pemula dalam latihan panahan harus mengetahui dan mencoba cara memasang tali yang benar pada busur.  Cara memasang tali yang benar penting sekali, yaitu agar bususr tidak patah dan nocking point berada pada posisi yang benar.  Ada dua cara memasang tali pada busur:
  1. Metode dorong tarik (push pull)
Metode ini dipakai pada busur yang lurus dan melengkung.  Tali dipasang secara tepat di dalam notch dari sisi busur sebelah bawah yang dibiarkan tenang.  Tangan yang satu menarik bagian tengah bususr keluar, sedangkan tangan yang lain mendorong untuk memaksa sisi busur kearah bawah.  Ketika lengkungan diperoleh, jari harus menyumbat ujung tali dalam penakik busur atas (notch).  Tali yang sudah dipasang harus diperiksa yaitu dalam keadaan lurus dengan bususr.
Pemanah harus hati-hati dalam menggunakan metode ini, karena jika saat mendorong tidak hati-hati tangan bisa tergelincir, akibatnya bususr bisa terbang ke depan dan dapat memukul wajah.
  1. Metode Tindak Langkah
Menempatkan sayap bawah di depan salah satu kaki dan tali bususr berada diantara kaki yang lain.  Pemanah manarik sayap bagian atas maju di atas paha dan masukkan tali sampai takik pada ujung sayap.  Kelemahan metode ini pemanah cenderung sering menarik sayap bagian atas kea rah badan menjadi suatu garis lurus dengan tali bususr dan busur melengkung secara alami.
           
            Teknik memanah bagi pemula pada dasarnya ada sembilan langkah, yaitu:
  1. Cara berdiri (stance)
Stance adalah posisi kaki pada waktu berdiri di lantai atau tanah secara seimbang dan tubuh tetap tegak di lantai atau tanah secara seimbang dan tubuh tetap tegak.  Cara berdiri ada 4 macam tapi hanya akan dibahas 2 macam yang biasa digunakan saja, yaitu:
    1. Sejajar (square stance)
1)      Posisi kaki pemanah terbuka selebar bahu dan sejajar dengan garis tembak.
2)      Pemahan pemula disarankan untuk mempergunakan cara ini 1 sampai 2 tahun, selanjutnya baru beralih ke terbuka (open stance)
3)      Cara berdiri sejajar mudah dilakukan untuk membuat garis lurus dengan sasaran, namun dalam hal ini perlu diingat, yaitu pada waktu menarik dan holding cenderung badan bergerak.
    1. Terbuka (open stance)
1)      Posisi kaki pemanah membuat sudut 450 dengan garis tembak.
2)      Pada saat menarik, posisi badan lebih stabil.
3)      Posisi leher atau kepala akan lebih rileks dan pandangan pemanah lebih mudah untuk focus kedepan.
4)      Cara berdiri seperti ini dianjurkan untuk pemanah lanjutan, katena pada tarikan penuh akan banyak space room pada bahu.

2.                  Memasang ekor panah (nocking)
Nocking adalah memasukkan ekor panah ke nocking point pada tali dan menempatkan gandar (shaft) pada sasaran panah (arrow rest).  Pemasangan anak panah yang benar yaitu bulu indeks menjauhi sisi jendela bususr, sedangkan pemasangan yang salah akibatnya anak panah tidak bisa terbang kearah target dengan baik atau kemungkinan besar jatuh sebelum sampai target.
3.      Posisi Setengah Tarikan (set up)
Posisi badan rileks dengan setengah tarikan.  Pada saat posisi ini, pemanah sangat penting untuk merasakan agar posisi badan tetap tegak (center).  Pemanah dalam menarik tali menggunakan tiga jari, yaitu: telunjuk diatas ekor anak panah, jari tengah dan jari manis berada dibawah ekor anak panah.  Jarak antara jari telunjuk dan jari tengah kurang lebih satu sentimeter.  Pada waktu set up buat garis lurus antara bow arm dengan draw arm.
4.      Menarik Tali (drawing)
Teknik dengan gerakan menarik tali sampai menyentuh bagian dagu, bibir, dan hidung.  Pemanah dalam menarik tali dengan irama yang sama, agar posisi badan selalu seimbang.  Kemudian pada waktu menarik jangan dibantu dengan badan, tetapi gunakan otot-otot belakang bahu untuk menarik.  Posisi yang benar adalah tali yang mendekati dagu atau kepala, sebaiknya jangan kepala pemanah yang mendekati tali.
5.      Penjangkaran (anchoring)
Teknik dengan gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu.  Pada waktu anchoring, pernafasan harus dikontrol dengan baik dan konsentrasi tetap.  Setelah anchoring, tekanan ke depan dari tarikan ke belakang terus kontinyu jangan sampai kendur.  Posisi anchoring ada 2, yaitu penjangkaran tinggi dan penjangkaran rendah.  Penjangkaran tinggi, yaitu dengan ujung jari telunjuk di sudut mulut sehingga ujung jari/ ujung tangan beryumpu sepanjang bagian bawah tulang pipi.  Penempatan jari depan di sudut mulutmembantu mengatur anak panah di bawah pandangan mata.  Penjangkaran rendah, jari depan bertumpu langsung di bawah tulang rahang sehingga tali berada di garis tengah wajah.  Tali menyentuh hidung dan di tengah-tengah dagu.
6.      Menahan sikap memanah (holding)
Pemanah menahan sikap memanah beberapa saat sebelum anak panah dilepaskan.  Pada posisi holding, untuk tekanan ke depan dan tarikan ke belakang tetap kontinyu.  Pemanah dalam posisi holding, jangan dibantu badan untuk menahan beban tarikan busur, tetapi yang dilakukan adalah otot-otot lengan penahan bususr dan lengan penarik tali harus berkontraksi, agar sikap memanah tidak berubah/ tetap merupakan satu garis lurus.
7.      Membidik (aiming)
Suatu gerakan mengarahkan visisr pada titik sasaran dan pemanah dalam memegang grip serileks mungkin.  Bagi seorang pemanah pemula teknik membidik sering berubah-ubah, hal ini disebabkan karena waktu membidik kadang terlalu cepat dan kadang terlalu lama, sehingga perlu banyak latihan agar ajeg.
8.      Melepaskan anak panah (release)
Suatu gerakan melepaskan tali bususr dengan cara tangan penarik tali bergerak ke belakang menelusuri dagu dan leher pemanah.  Pada waktu release tekanan pada lengan kiri dan kanan jangan sampai berubah pada salah satu bagian.  Selain itu, jari penarik juga harus rileks, agar mendapatkan release yang halus.  Pemanah yang release nya halus maka setiap arak panah dan kecepatannya sama, sehingga terbangnya anak panah menjadi mulus.
9.      Gerak Lanjut (follow through)
Pemanah selama beberapa detik melakukan gerak lanjut dengan tetap memberikan tekanan yang sama seperti release.  Pandangan mata pemanah juga harus tetap berkonsentrasi ke sasaran tidak beralih ke terbangnya anak panah.  Bususr diusahakan tetap diam sebelum anak panah memancap di target.  Tujuan dari gerak lanjut adalah untuk memudahkan pengontrolan gerak memanah yang dilakukan.

Panahan



Panahan atau memanah (Bahasa Inggrisnya Archery) adalah suatu kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Bukti-bukti menunjukkan bahwa sejarah panahan telah dimulai sejak 5.000 tahun yang lalu yang awalnya digunakan untuk berburu dan kemudian berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan kemudian sebagai olahraga ketepatan. Seseorang yang gemar atau merupakan ahli dalam memanah disebut juga sebagai pemanah.
Atlet panahan Indonesia yang pernah meraih perak di Olimpiade adalah Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani di bawah bimbingan atlet panahan senior Donald Pandiangan.